Selamat Datang di Portal Sekolah

MEMBACA ULANG PMII: WAJAH PMII DITENGAH MASYARAKAT



Oleh : Ach. Faisol Arifin

Jika saya ditanya, dimintai komentar, atau pendapat tentang “sinergitas dan kontribusi PMII terhadap perubahan sosial politik”, maka komentar saya dimulai dari pertanyaan sederhana yakni bagaimana peran, posisi, fungsi bahkan kontribusi saya sebagai kader PMII pun juga sebagai kader bangsa? Sebab jika memberikan komentar tentang kontribusi PMII dalam konteks organisasi yang bersifat general terkesan sulit dan parsial, pendapat atau gagasan yang muncul tak ubahnya sperti pengamat politik, tentu gagasan ini tidak lepas dari pengalam saya, latar belakang saya dan pengetahuan saya sebagai kader PMII. Selain sebagai organisasi yang hadir dan menjadi bagian dari civil society menurut saya PMII adalah nilai, dan ia bersifat substasial, ajaran dan iseologisasi 

Nilai dalam perspektif sosial antropologi adalah sesuatu yang dihormati oleh masyarakat yang terbentuk atas proses interkasi masyarakat sehingga ia menjadi sebuah kesepakatan, dan nilai itu sendiri tidak terbentuk secara konvensional sehingga ia menjadi sebuah prestasi dan alat ukur baik buruk, indah dan segala macam. Begitu juga dengan posisi PMII ia memiliki kedudukan yang prsetise ditengah masyarakat selain sebagai kaum elit yang menyandang status kaum intelektual oleh sebab itu ia diberikan kepercayaan sepenuhnya dalam memainkan perannya dan bertanggung jawab terhadap perubahan. baik dalam aspek sosial kebudayaan, sosial politik dan Agama. 

Dalam posisi ini kepercayaan masyarakat sudah seharusnya menjadi isu besar dalam diskursus perjalanan sejarah panjang organisasi besar ini. Apakah kesejatian dari fungsinya, perannya bahkan kontribusinya benar2 masih ada dan melekat dalam kepercayaan masyarakat dan bangsa ni. Atau jangan2 sudah memudar bahkan hilang sama sekali. Menjadi amat penting membaca kembali arah orientasi dan gerakan PMII dewasa ini? Dalam situasi ini apakah idealisme bergeser dan bahkan berubah menjadi pragamatisme. Apakah peran bergeser menjadi alat politik, atau bahkan kontibusinya justru adalah sekelumit dari persoalan bangsa akhir2 ni, menggunakan pendekatan ilmiyah adalah tepat sebagai upaya mengetahui kebenarannnya. Metokade ilmiyah ini penting karena digunanakan sebagai langkah awal yang menjadi skala prioritas dalam membaca PMII dalam realitas masyarakat.

PMII dalam realitas masyarakat menurut saya ada 2 hal pertama dibaca melalui analisis interal organisasi, kedua analisis eksternal.

Analisisi internal salah satunya adalah analisis kualitas kader itu sendiri, Sebagai organisasi kaderisasi yang berdimensi kepemudaan PMII Mempunyi tugas dan tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas warganya dalam proses kaderisasi formal, informal dan non formal PMII, jika kualitas, karakter dan profesialisme kader PMII adalah prioritas utama organisasi tentu citra atau potret PMII adalah kader itu sndiri sehigga dalam memainkan perannya PMII Tidak kerepotan untuk menduduki posisi strategis dalam medan perjuangannya. 

Sedangkan analisis eksternal adalah meliputi dari peran kader/ alumni dalam sosial politik dan sosial kemasyarakatan, semakin sempit ruang gerakan PMII dan menipisinya peran yang dimainkan sebagai konsekwensi logis dari pola perilaku pragmatisme kader, fenomana sekarang sering kali kita mnjumpai kader PMII yang ikut serta dalam percaturan politik praktis, jadi makelar politik, pelacur politik , bat loncatan politik dan segala macam, independeksi idealisme terkikis habis, bahkan tak jarang juga menjumapai kader-kader PMII melakukan perbuatan amoral, terlibat tawuran, dalam hal ini krisis keteladanan. Itulah potret dan probelematikan kader yang seharusnya menjadi skala prioritas utama dalam mengevaluasi, membaca ulang untuk kemudian dilakukan perubahan besar2ran secara system dan pendidikan karakter Kader

Dengan demikian, kontribusi PMII terhadap bangsa ini adalah kualitas dan karakter kader itu sendiri. Ketika PMII dengan sikap kritisnya mampu merumuskan masyarakat yang dicita-citakan. Maka sikap itu kaitannya dengan kemampuan untuk bersikap mandiri atau idependent. Kemandirian, independent berarti keberanian untuk memakai akal budi, kemampuan penggunaan pealaran yang obyektif dan kritis. Kemandirian dalam mengambil sikap dan tindakan tidak terpengaru oleh kekuatan dan tantangan apapun, menyuarakan nilai2 kejujuran, kebenaran dan keadilan, jika hal ini yang melekat dalam diri kader maka kontribusi PMII adalah kader itu sendiri.

Sekian terimkasih!
Share this post :

Post a Comment

PAPAN PENGUMUMAN

 
Support : Link here | Link here | Link here
Copyright © 2014. SAHABAT NEWS - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Published by Cargam Template
Proudly powered by Blogger