Selamat Datang di Portal Sekolah

PERAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA TERHADAP KERUKUNAN HIDUP ANTAR MASYARAKAT ASLI DENGAN MASYARAKAT PENDATANG DI RW 06 KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG


Aji Habibi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNITRI 2013

PERAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA TERHADAP KERUKUNAN HIDUP ANTAR MASYARAKAT ASLI DENGAN MASYARAKAT PENDATANG DI RW 06 KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

Dosen Pembimbing Utama                 : Ir. H. Son Suwasono, M.Sc
Dosen Pembimbing Pendamping        : Carmia Diahloka S.Sos, M.Si
 


ABSTRAKSI
Komunikasi terjadi sejak manusia hidup lebih dari seorang karena komunikasi merupakan sarana interaksi manusia. Dewasa ini budaya asing telah menjadi bagian penting bagi penduduk suatu negeri, komunikasi yang efektif harus mereka lakukan untuk menjalin kerjasama dengan orang lain, seperti mitra bisnis, sejawat, bahkan tetangga, yang saling menguntungkan, keberhasilan diplomat, pengusaha, pegawai militer, tenaga medis, pekerja sosial, dosen, mahasiswa, dan sebagainya.
            Di RW 06 Kelurahan Telogomas Kecamatan Lowokwaru Kota malang terdapat masyarakat Asli dan Pendatang yaitu masyarakat asli dengan masyarakat pendatang yang dari madura,  surabaya, blitar, probolinggo, kediri, lamongan, medan, kalimantan, flores, papua, dan sebagainya.
Serangkaian pendekatan digunakan yaitu pendekatan kualitatif defkriptif. Pengambilan 25 responden masyarakat asli dan 25 responden Masyarakat pendatang dengan teknik sampling (Porposive sampling) dengan mengambil manusia sebagai informan,wawancara secara Lisan maupun dengan kuisoner, dukumentasi, observasi, sedangkan oleh Miles and Hubberman (1992) yang terdiri dari pengumpulan data, predukdian data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
            Penelitian ini pada akhirnya menemukan Bahwa Komunikasi Lintas Budaya sangat mempunyai peran penting dalam menciptakan kerukunan hidup bermasyarakat yang multi Agama dan Multi Budaya serta masyarakat RW 06 bisa menerima budaya masing-masing asalkan budaya tersebut berdampak positif.

Kata Kunci : Peran Komunikasi Lintas Budaya

PENDAHULUAN

Mengapa kita berkomunikasi? Sebuah pertanyaan yang bisa muncul dan membutuhkan jawaban, meskipun setiap hari manusia, bahkan hewan juga melakukannya. (Mulyana 2011: 9)
Mengutip Scheidel, yang menyatakan bahwa manusia berkomunikasi untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, membangun kontak sosial dengan orang-oraang disekitarnya, juga untuk mempengaruhi orang lain, secara individual, tujuan seseorang berkomunikasi adalah guna mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi dirinya. (Mondry, 2007 : 9).
Komunikasi terjadi sejak manusia hidup lebih dari seorang karena komunikasi merupakan sarana interaksi manusia. Tidak mungkin ada komunikasi interaksi tanpa komunikasi, baik dengan cara sederhana maupun dengan sarana canggih, bahkan kelompok hewan juga berkomunikasi sesamanya., dengan menggunakan bahasa yang mereka mengerti. Sebagai contoh, di masa lalu, suku indian memakai asap sebagai sarana komunikasi jarak jauh, sedangkan beberapa suku diberbagai dunia meniru suara yang ada disekitarnya, seperti suara burung untuk memberi tanda tentang sesuatu. Sistem komunikasi seperti ini sering dikatakan sebagai bahasa isyarat. 
William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2011) mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan orang lain. komunikasi ekspresif, menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. komunikasi ritual Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.
Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
Berangkat dari latar belakang di atas  maka mencoba merumuskan masalah penelitian sebagai berikut.
  1. Bagaimana Peran komunikasi lintas budaya terhadap kerukunan hidup antar masyarakat asli dan masyarakat pendatang di RW 06 Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Malang?
  2. Seberapa besar pengaruh komunikasi lintas budaya terhadap kerukunan hidup bermasyarakat RW 06 Tlogomas?

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin yaitu communication yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Kata sifatnya communis yang bermakna umum atau bersama-sama. Dengan demikian komunikasi menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagai untuk mencapai kebersamaan.
       Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka masing-masing :
  1.  Gode 1959 (dalam Fajar, 2009: 32), komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih
  2. Joseph A Devito (dalam Suprapto, 2006 : 5) mengemukakan komunikasi sebagai transaksi. Transaksi yang dimaksudkannya bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen-komponennya saling terkait dan bahwa para komunikatornya.
  3. Larry A Samovar, Richard E Porter dan Nemi C Janin (dalam Purwasito, 2003 : 198): Communication is defined as a two way on going, berhaviour affecting process in which one person (a source) intentionally encodes and transmits a message throught a channel to an intended audience (receiver) in order to induce a particular attitude or behaviour .
4.      Wilbur Schramm (dalam Suprapto, 2006 : 2-3) : Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonnes) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagai informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu” beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan. Dalam setiap proses transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral dengan elemen lain.
Fungsi Komunikasi
a.  Kendali
Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.


b.    Motivasi
Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.
c.    Pengungkapan emosional
Bagi banyak karyawan kelompok kerja merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
d.   Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif (Robbins,2002:310-311).
Komunikasi Lintas Budaya
Untuk memahami kebudayaan maka kita perlu memahami apa itu kebudayaan. Kebudayaan itu ibarat sebuah lensa. Bayangkan saja jika Anda akan memilih satu fokus tertentu, dari fokus itulah Anda akan membidik objek dengan tepat.
Komunikasi Lintas/antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa bedaras, etnik, atau sosio ekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini).
Menurut Stewart L. Tubbs, komunikasi Lintas/antarbudaya adalah antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi). Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.

Bentuk Dasar Komunikasi Lintas Budaya
Komunikator yang baik harus tahu bagaimana menempatkan kata yang membentuk arti, bagaimana mengubah situasi menjadi lebih menarik, mengajak peserta aktif diskusi, menyelipkan humor (intermezzo) yang mampu menghidupkan suasana. Apakah pesan akan disampaikan melalui tulisan (written) atau lisan (oral) dan perlunya memperkuat kata dengan gerak atau tindakan, termasuk mengatur ruangan yang mampu menghidupkan diskusi.
a.       Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melaui lisan (oral) dan tulisan (written). Berbincang dengan orang, menelpon, berkirim surat, membaca buku, melakukan presentasi diskusi, atau menonton televisi merupakan contoh komunikasi verbal.
b.      Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal (nonverbal communication) merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan bahasa isyarat atau body language sebagai sarana berkomunikasi dengan orang lain. Contoh perilaku nonverbal adalah mengepalkan tinju, menggigit jari sendiri, membuang muka, tersenyum, menjabat tangan atau menggelengkan kepala saat ingin menyampaikan sesuatu.
Dengan menggunakan komunikasi nonverbal, orang dapat mengambil kesimpulan tentang berbagai hal mengenai perasaan orang lain, seperti senang, benci, rindu, kecewa, pasrah, dan lain-lain. Dengan demikian,
perbedaan komunikasi verbal dengan nonverbal cukup mendasar. Bentuk komunikasi nonverbal ini biasanya memiliki sifat yang kurang terstruktur sehingga sulit dipelajari, bahkan lebih cenderung berlangsung alamiah.
Memahami Perbedaan-Perbedaan Budaya
Cara kita berfikir dapat terkondisikan secara kultural. Budaya-budaya Timur melukiskan sesuatau dengan menggunakan visualisasi-visualisasi, sedangkan budaya-budaya Barat cederung menggunakan konsep-konsep. Karena suatu konsep adalah suatu gagasan umum tentang ciri-ciri yang diketahui mengenai suatu objek, ia memberikan suatu kerangka untuk memikirkan atau menganalisa suatu topik atau pengalaman tertentu. Misalnya, berikut ini adalah petikan-petikan dari berita-berita yang dapat dianalisis dalam suatu konteks konseptual tertentu.
Orang-orang asli dipedesaan Alaska terperangkap di antara dua dunia, dunia modrn dan dunia tradisional. Mereka semakin khawatir bahwa kehidupan mencari nafkah mereka, yang merupakan basis budaya mereka akan terjepit oleh masyarakat teknologis yang maju. Penghidupan orang-orang Eskimo tersebut lebih daripada sekedar penunjang, penghidupan mereka itu sungguh-sungguh suatu cara hidup, bukan hanya makanan untuk perut, tapi juga makanan untuk jiwa”.
Apakah persamaan yang dimilki laporan-laporan pers yang menjadikan laporan-laporan tersebut lebih bermakna? Tentu saja, konsep budaya. Budaya adalah suatu alat yang berguna untuk memahami perilaku manusia di seluruh bumi, juga di negeri kita sendiri.
Pandangan-pandangan mengenai konsep ini terutama berasal dari ilmu-ilmu perilaku manusia (behavioral sciences) Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi. Ilmu-ilmu sosial tersebut mempelajari dan menjelaskan kepada kita tentang bagaimana orang-orang berprilaku, mengapa mereka berprilaku demikian, dan apa hubungan antara perilaku manusia dan lingkungan. Kita masing-masing cenderung memandang perilaku orang lain dalam konteks latar belakang kita sendiri, yaitu, kita melihat orang lain dari persepektif “dunia kecil” kita sendiri dan karenanya bersifat subjektif.
Fungsi-fungsi Komunikasi Lintas Budaya
1.      Menyatakan identitas sosial
Dalam proses komunikasi Lintas/antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.
2.      Menyatakan integrasi sosial
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi Lintas/antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Dan prinsip utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi antarbudaya adalah : saya memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki. Dengan komunikator dan komunikan dapat meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka.
1.      Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing.
2.      Melepaskan diri atau jalan keluar
Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencari jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu kita namakan komunikasi yang berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan yang simetris. Hubungan komplementer selalu dilakukan oleh dua pihak mempunyai perilaku yang berbeda. Perilaku seseorang berfungsi sebagai stimulus perilaku komplementer dari yang lain. Dalam hubungan komplementer, perbedaan diantara dua pihak dimaksimumkan. Sebaliknya hubungan yang simetris dilakukan oleh dua orang yang saling bercermin pada perilaku lainnya. Perilaku satu orang tercermin pada perilaku yang lainnya.
Kerukunan
Secara umum kerukunan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana tercipta suatu keseimbangan sosial dalam masyarakat. Kerukunan ini juga bisa diartikan sebagai keadaan atau situasi bebas konflik. Bila ditinjau lebih jauh terutama bila dilihat dari kata dasarnya, rukun, maka kerukunan bukan hanya sebagai suatu situasi atau kondisi semata tetapi lebih dari itu kerukunan mencerminkan suatu relasi yang intim antar individu ataupun kelompok dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat atau beragama.
METODE PENELITIAN
Setiap kegiatan penelitian sejak awal sudah harus ditentukan dengan jelas pendekatan/desain penelitian apa yang akan diterapkan, hal ini dimaksudkan agar penelitian tersebut dapat benar-benar mempunyai landasan kokoh dilihat dari sudut metodologi penelitian, disamping pemahaman hasil penelitian yang akan lebih  proporsional apabila pembaca mengetahui pendekatan yang diterapkan.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan tersebut, penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan sebagainya, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamih dengan memanfaatkan sebagai metode ilmiah.
Metode deskriptif merupakan metode yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi (Sugiono, 2009:24)
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha mengggambarkan dan mengimplementasikan objek dengan apa adanya.
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian berlangsung dalam rangka mengumpulkan data yang diperlukan sebagai penguat dan sebagai bukti nyata dalam penelitian. Lokasi dalam penelitian ini adalah RW 06 Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Malang, termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses yang sedang berlangsung serta dinamika masyarakat asli dengan pendatang.
Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalm penelitian. Metode pengumpulan data ini yang digunakan peneliti adalah :
Observasi langsung, Wawancara, Dukumentasi

 
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti menggambarkan pola, peran komunikasi lintas budaya terhadap kerukunan hidup masyarakat asli dan pendatang di RW 06 Kelurahan Tlogomas sebagai RW yang banyak terdapat masyarakat Asli dan Pendatang dari Tujuh RW yang ada di bawah naungan Kelurahan Tlogomas. RW 06 sangat banyak masyarakatnya dari pada RW-RW yang lain, maka dari itu diperlukan pola komunikasi antara satu dengan yang lain untuk membina hubungan dan kerukunan yang baik dengan mereka.
Setelah melakukan penelitian dengan teknik wawancara, dukumentasi dan observasi pada responden yang memahami tentang permasalahan penelitian secara purposive sampling diperoleh dari 25 responden untuk masyarakat Asli Rw 06 dan 25 responden dari Masyarakat Pendatang yang peneliti anggap sudah mewakili dari gambaran persepsi Peran Komunikasi Lintas Budaya terhadap Kerukunan Hidup Masyarakat Asli dan Pendatang di RW 06 Kelurahan Tlogomas. Selanjutnya peneliti akan menjelaskan secara terperinci hasil penelitian yang berkaitan dengan persepsi yang dibuat dalam uraian wawancararesponden berupa tanggapan dan penilaian responden tentang peran komunikasi lintas budaya di Rw 06 Tlogomas.
Kehidupan Mayarakat Asli dan Pendatang di RW 06 Kelurahan Tlogomas Malang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Baik dalam interaksi hidup sehari-hari dengan sesama, maupun hubungannnya dengan alam sekitar. Kenyataan bahwa Allah swt. Meniupkan ruh kepada materi dasar manusia, menunjukkan manusia berkedudukan mulia di antara ciptaan yang lain. Manusia juga diberikan kesadaran moral dan keberanian yang disertai sikap mawas diri untuk memikul tanggungjawab dan amanat Allah. Hal ini menunjukkan pula posisi dan kedudukannya dalam kehidupan (al-Mu’minun:115). Namun demikian, diantara sesamanya tentu manusia memiliki derajat yang sama. Tidak ada yang lebih tinggi antara satu dengan yang lainnya, kecuali ketakwaannya(al-Hujarat:13). Setiap manusia memiliki kekurangan (at-Takatsur, al-Humazah, al-Ma’un, az-Zumar : 49, al-Haj:66) dan kelebihan, ada yang menonjol pada diri seseorang tentang potensi kebaikannya (al-Mu’minun :57-61), tetapi ada pula yang menonjol potensi kelemahannya. Karenanya manusia harus saling menolong, menghormati, bekerjasama, saling menasehati dan mengajak kepada kebenaran demi kebaikan bersama(Ali Imran : 103, an-Nisa :36-39).
       Agama mengajarkan kita untuk melakukan hubungan yang baik dan bermanfaat, sehingga tercipta masyarakat harmonis, kondusif dan progresif. Inti dari ajaran tersebut , hendaknya setiap individu melakukan Hablumminannas secara Universal. Mereka dituntut untuk masuk pada setiap aspek kehidupan, baik dibidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, budaya, komunikasi dan sebagainya, yang dipandang memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial.
       Masyarakat Asli di Rw 06 Kelurahan Tlogomas adalah suku jawa yang banyak tersebar dikelurahan Tlogomas Khususnya di Rw 06 di bagi dalam Tujuh Rt yang terletak Rt satu ke Rt yang lain sangat dekat dengan melewati jalan yang berliku-liku untuk dilalui, sedangkan masyarakat pendatang adalah suku campuran (Madura, Borneo, NTT, Jawa).
Aktifitas Keseharian Masyarakat Asli dan Pendatang
Seperti yang dijelaskan diatas, hasil bekerja baik masyarakat asli yang sebagai bisnis kos-kosan dan kontrakan maupun masyarakat pendatang yang bekerja sebagai pegawai swasta memenuhi kebutuhan sehari-hari, kini masyarakat asli dan pendatang juga mencoba untuk membuka bisnis makanan dan minuman yang diproduksi sendiri. Dari hasil pengamatan selama dilapangan , masyarakat Rw 06 berangkat bekerja pada pukul 07.30-14.00 bagi yang menjadi pegawai swasta, sedangkan bagi yang bisnis jaga took, counter, dan sebagainya berangkat pada pukul 06.00-00.00, masih banyak lagi yang dihasilkan oleh masyarakat Rw 06 Kelurahan Tlogomas seperti penjual susu, cuci motor, dan lain-lain.
Tidak ada ruginya, jika hasil dari hasil pegawai dan lainnya bias dimanfaatkan dan diolah dengan baik dengan pengolahan yang tepat, sedikit banyak akan mampu menambah pundi-pundi pemerintah daerah sesuai dengan undang-undang nomer 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah yang secara ekonomi memberikan kewenangan mengelola sumber daya yang tersedia di wilayahnya dan bertanggungjawab memelihara kelestariannya.
Disamping itu masyarakat mencoba untuk mengais rezeki dengan menjual susu setiap hari, macam-macam gorengan, dan lain-lain. Dari hasil tersebut, mereka dapat membiayai anak-anak mereka sekolah bahkan bias membiayai sampai ke perguruan tinggi. Dengan kehidupan yang sangat sederhana inilah, mereka bias menyisihkan sedikit rezeki yang mereka peroleh untuk menyekolahkan anak-anak mereka.
Peran Komunikasi Lintas Budaya Terhadap Kerukunan Hidup Masyarakat Asli dan Masyarakat Pendatang di Rw 06 Tlogomas Malang
Komunikasi dan kebudayaan merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Pusat perhatian komunikasi dan kebudayaan terletak pada variasi langkah dan cara manusia berkomunikasi melintasi komunitas manusia dan kelompok sosial. Perlintasan komunikasi itu menggunakan kode-kode pesan, baik secara verbal maupun nonverbal, yang secara alamiah selalu digunakan dalam semua konteks interaksi. Pusat perhatian studi komunikasi dan kebudayaan juga meliputi bagaimana menjajaki makna, pola-pola tindakan, dan bagaimana makna serta pola-pola itu diartikulasi dalam sebuah kelompok kecil, kelompok budaya, kelompok politik, proses pendidikan, bahkan lingkungan teknologi yang melibatkan interaksi antar manusia ( Olo Liliweri 2002:12).
Makin besar perbedaan budaya, makin besar kesadaran diri para partisipan selama komunikasi, ini mempunyai konsekuensi positif dan negative. Positifnya, kesadaran diri ini membuat kita lebih waspada, ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu berhati-hati, tidak spontan dan tidak percaya diri. Perbedaan antar budaya penting dalam interaksi awal dan secara berangsur berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih akrab. Dengan semakin baik kita mengenal, perasaan terlalu berhati-hati akan hilang dan kita akan menjadi lebih percaya diri dan spontan, ini nantinya akan menambahkan kepuasaan dalam komunikasi.
Hal ini yang terjadi terhadap masyarakat yang ada di Rw 06 kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Semakin banyak jumlah masyarakat pendatang semakin mereka memahami karakter masing-masing masyarakat dan akhirnya mereka bias berkomunikasi secara lancer sehingga kerukunan dan keharmonisan bermasyarakat terjalin, hal ini seperti yang dikatakan Anang, semakin banyak masyarakat pendatang permasalahan komunikasi dan pemahaman budaya yang pada awalnya sering terjadi sekarang berangsur berkurang.
Dari hasil penelitian masyarakat asli dan pendatang, ada salah satu masyarakat asli yang mempunyai interaksi yang sangat tinggi dengan masyarakat pendatang
Pola Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Asli dan Pendatang di RW 06 Kelurahan Tlogomas secara efektif
Komunikasi menentukan kualitas hidup kita, dan komunikasi juga mempengaruhi perkembangan jiwa manusia. Jika dilihat dari perkembangannya, komunikasi memang dibesarkan oleh para peneliti psikologi. Walaupun demikian, komunikasi bukan subdisiplin dari psikologi. Dalam konteks penelitian, hal yang menjadi sorotan peneliti dalam menentukan efektif atau tidaknya pola komunikasi lintas budaya Masyarakat asli dan pendatang yang ada di Rw 06 Tlogomas yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa yang sudah ada. 
    Dalam hal ini, komunikasi lintas budaya yang ada di RW 06 tersebut bias dikatakan cukup baik, bahkan sekarang alat komunikasi sudah terjangkau untuk masuk ke RW 06 tersebut, seperti HP, televisi, Koran, internet. Jarang ditemukannya surat untuk menginformasikan apa yang telah ketua RW umumkan, sekarang hanya lewat SMS dan papan pengumuman saja untuk menginformasikan jika ada kegiatan yang akan dilaksanakan di RW 06 tersebut. Terkadang  juga untuk menyampaikan informasi hanya dengan lisan, misalnya dari mulut ke mulut RTnya saja untuk mewakili dan merekalah yang akan menyebarkan informasi ke semua masyarakat yang ada di RW 06. Dan menurut sebagian warga sudah cukup efektif dalam menyampaikan informasi karena untuk mengumpulkan masyarakat asli dan pendatang sangat sulit karena banyak yang bekerja sehingga mau tidak mau menyebarkan informasinya melalui SMS.

PENUTUP
Komunikasi Lintas Budaya adalah komunikasi yang terjadi diantara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (Ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua problem).
Ternyata komunikasi tidak semudah yang kita bayangkan, upaya terus menerus dilakukan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan itupun tidak cukup, keterampilan tersebut perlu diasah dan senantiasa mengetahui perkembangan dan wacana mereka.
Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, maka berikut ini penulis menyajikan beberapa kesimpulan :
  1. Komunikasi Lintas Budaya di wilayah Rw 06 Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, sedikit terhambat, karena tidak mengerti bahasa daerah antar masyarakat asli dan pendatang, komunikasi antar pribadi menggunakan bahasa daerah masing-masing didalam keluarga, komunikasi kelompok secara berkelompok antar daerah jarang bergaul dikarenakan mereka sibuk dengan aktifitas kerjanya. Dengan demikian keakraban yang ada kurang terbentuk.
  2. Manusia adalah makhluk social yang tidak mungkin dapat hidup tanpa bantuan orang lain, baik dalam berinteraksi hidup sehari-hari dengan sesame, maupun hubungannya dengan alam sekitar.
            Dari hasil pembahasan sebelumnya, ada beberapa hal yang direkomendasikan peneliti sebagai solusi atas permasalahan yang terjadi berkaitan dengan Peran Komunikasi Lintas Budaya terhadap Kerukunan Hidup Masyarakat asli dan pendatang di RW 06 Tlogomas Kota Malang antara lain :
  1. Komunikasi Lintas Budaya yang sudah Efektif terus dikembangkan harus diimbangi pola piker yang maju, sehingga mampu menyaring, memahami informasi maupun karakter, budaya yang masuk dan menerapkannya dengan baik.
  2. Factor-faktor yang menghambat kemudahan masyarakat dalam memahami bahasa, memahami perbedaan budaya dapat diatasi dengan cara berinteraksi dengan masyarakat lain dengan cara ikut berperan aktif dan sering bergaul dalam kegiatan yang diadakan di Rw 06 tersebut untuk mempelajari komunikasi lintas budaya antara masyarakat asli dan pendatang, maka dari itu jika kemampuan berkomunikasi secara efektif dimiliki masyarakat, maka secara umu akan mampu meningkatkan Peran Komunikasi Lintas Budaya yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Alo Liliweri, 2003,Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Deddy Mulyana, M.A., Ph.D, 2011, Komunikasi Lintas Budaya. Bandung  PT Remaja Rosdakarya
Effendy, Onong Uchjana, 2000, Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya
Fajar Marhaeni, 2009, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Jakarta. Graha Ilmu.
Hamidi. 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. UMM Press. Malang
Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Mondry. 2007. Dasar-Dasar Jurnalistik. Malang: Universitas Brawijaya
Press.Rakhmat, Jalaluddin, 2000, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwasito, Andrik, 2003, Komunikasi Multikultural. Cetakan Ke-1. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Rahmat, Jalaaluddin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosdakary. Bandung.
Riswandi, 2006.  Definisi Komunikasi dan Tingkatan Proses Komunikasi. Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
Suprapto, Tommy, 2006, Pengantar Teori Komunikasi. Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Media Pressindo.



Share this post :

Post a Comment

PAPAN PENGUMUMAN

 
Support : Link here | Link here | Link here
Copyright © 2014. SAHABAT NEWS - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Published by Cargam Template
Proudly powered by Blogger